Eragon.... I Miss You... I'm waiting for you...

Hey hey... u know what?? Lei BOSAN SETENGAH MATI!!!! Oh, I hate this. Oke deh, hari ini kita bahas apa yah... biar ga bosen. Hmmm.... Film yang kutonton akhir2 ini paling2 Diary of Wimpy Kid..... Oh iya, Eragon!
Nah, Eragon ini memang ada filmnya sih, tapi yang akan kubicarakan saat ini adalah novelnya. Kalo filmnya sih, uuuhhh.... jauuuh banget ma novelnya. Kayak Percy Jackson, yang novel dan filmnya bagaikan bumi dan langit....

Pokoknya nih, Eragon tuh kereennn banget!!! Bagi yang belum tahu, novel ini dikarang oleh Christopher Paolini, bercerita tentang seorang pemuda bernama Eragon. Nah, pemuda ini hidup di sebuah desa bernama Carvahall, yang aman dan tentram. Padahal nih, kekaisaran saat itu yang dipimpin oleh Galbatorix, adalah sebuah kekaisaran yang kejam dan mengerikan. Hanya saja, desa Carvahall ini merupakan tempat terpencil yang tak tersentuh oleh kekaisaran. 
Eragon tinggal bersama pamannya dan saudara sepupunya, Roran. Pekerjaannya.... Yah, tahu sendiri, adalah petani, hal yang biasa dilakukan di desa. Dia membantu pamannya bertani / berladang (disana kan adanya gandum).  Suatu ketika, Eragon pergi berburu dan menemukan sebuah batu besar yang indah berwarna biru. Dia sudah berniat menukarkan batu teesebut dengan daging untuk persiapan bahan makanan keluarganya selama musim dingin, namun sayangnya si tukang daging menolak.
Setelah beberapa hari kemudian, batu tersebut mulai mengalami keanehan, dan tahulah Eragon bahwa benda tersebut bukanlah batu, melainkan telur. Dan bukan sembarang telur, akan tetapi telur NAGA. Di desa tersebut dikenal seorang pendongeng bernama Brom, yang suka menceritakan tentang naga-naga. Eragon sangat menyukai ceritanya. Eragon menemui Brom, dan walaupun tidak berani secara langsung berkonsultasi mengenai naganya, tetapi dia berusaha mengorek keterangan tentang naga-naga -bagaimana cara merawatnya, nama-nama yang biasa digunakan untuk menamai mereka, dsb-. Kemudian, sementara ia semakin dekat dengan naganya -yang ternyata bisa diajak berkomunikasi hanya dengan pikiran- ia juga mengetahui kenyataan tentang adanya naga dan Penunggang.
Klan penunggang, pada zaman dahulu kala, dibuat untuk mengakhiri perselisihan antara para elf dengan naga. Kemudian para Penunggang ini tidak hanya dari kaum elf saja, tetapi juga dari kaum manusia. Para Penunggang punya umur yang panjang, menyesuaikan dengan naga mereka. Dengan kata lain, jika tidak mengalami sakit atau dibunuh, mereka bisa hidup abadi, sama dengan para elf. Lebih dari seratus tahun yang lalu (kayaknya sih gitu, waktu tepatnya lupa) ada salah seorang Penunggang jenius yang berkhianat. Ia adalah Galbatorix. Dan ia, menghabisi seluruh klan Penunggang kecuali para pengikutnya (yang kalau tidak salah ada 10 orang). Akan tetapi, tentu saja tidak semuanya bisa musnah. Salah seorang Penunggang yang selamat dari pembantaian tersebut kembali dan berniat membalas dendam. Ia berhasil menghabisi pengikut-pengikut Galbatorix, dan menyisakan Galbatorix sendiri. Akan tetapi terjadilah sesuatu yang-entah-aku-lupa-jalan-ceritanya, pokoknya si naga milik Penunggang ini mati. Jadi dari klan Penunggang, yang tersisa hanya Galbatorix. Dan si raja kejam ini menyimpan dua/tiga telur untuk dicarikannya Penunggang. Perlu diketahui, telur naga tidak akan menetas kecuali ia sendiri-lah yang memilih penunggangnya.
Kemudian, kembali pada cerita, telur naga telah menetas dan itu artinya ia memilih Eragon sebagai penunggangnya. Eragon menyadari hal ini, terlebih lagi ketika para pasukan kekaisaran mulai mencari telur biru yang ditemukan Eragon. Telur itu ternyata adalah salah satu dari telur Galbatorix yang dicuri. Awalnya, Eragon tidak terlalu berminat pada medan pertempuran, seperti ia harus menyelamatkan dunia atau apa. Tapi pada akhirnya, ia memang dituntut untuk menyelamatkan dunia. Pasalnya, ia adalah satu-satunya Penunggang yang tidak memihak Galbatorix. Dan ditambah lagi, pamannya dibunuh oleh pasukan milik Galbatorix, yang membuat Eragon berniat untuk balas dendam. Dari sinilah petualangan dimulai.
Eragon, dibantu oleh Brom (yang ternyata seorang Penunggang juga, tapi ia sudah kehilangan naganya) mulai mempelajari sihir dan cara bertarung. Mereka melakukan perjalanan menuju kaum Varden, yang menentang Galbatorix hingga akhir. Pada buku Eragon, diceritakan bahwa Eragon berhasil membunuh Durza (makhluk kejam pengikut Galbatorix, yang pada saat bertarung dengannya Eragon mendapatkan bekas luka yang tak bisa disembuhkan), bertemu dengan Arya (wanita dari bangsa elf, yang kemudian Eragon jatuh cinta padanya) dan berhasil bersatu dengan kaum Varden.
Pada buku Eldest, yang kedua, diceritakan bagaimana Eragon melanjutkan belajarnya mengenai sejarah, naga, ilmu sihir dan ilmu pedang di tempat kaum elf (Ellesmera). Di buku ini pula, Eragon mendapatkan semacam "berkah" dari naga-naga kuno dalam suatu upacara sakral elf, dan hal ini selain membuat bekas lukanya sembuh, juga membuatnya jadi setengah elf (fisik dan kecepatannya menyerupai elf).
Pada buku ketiga, kaum Varden menghimpun kekuatan dan mulai mengadakan perjalanan untuk menyerang Galbatorix. Di buku ini, guru Eragon, Oromis, beserta naganya Glaedr, meninggal dalam pertempuran ketika para elf keluar dari persembunyiannya dan bersekutu dengan kaum Varden untuk menyerang Galbatorix. 
Cerita Eragon ini jelas menggantung, dan jelas banget pingin tahu kelanjutannya!!! Eragon seperti halnya Twilight atau Laskar Pelangi, merupakan tetralogi. Buku terakhirnya adalah Inheritance, yang belum diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Tapi masak aku disuruh baca buku bahasa Inggrisnya?? Ga mauuu... Berapa tahun coba kalo aku musti baca yang edisi aslinya. Soalnya tuh buku tebel bangett!
Jadi singkatnya, harus sabar deh menunggu terjemahannya terbit... hiks hiks.... Yawdah deh, sampe disini dulu catatanku berakhir.... sampai jumpa di postingan berikutnya!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kata tanya

Tom Felton : His blue-sky eyes and his mesmerizing smile....

film sad ending??